Selasa, 23 Juni 2009

Jangan Marah Dikritik

ADA yang menarik dari Buletin edisi XI kemarin, berita “Wali Jorong Menuai Pro dan Kontra” dan “Wali Nagari Boikot Sarjana” banyak mendapat respon dari masyarakat dan beberapa tokoh masyara-kat. Ada yang mengacungi jempol dan ada yang menanggapi sinis. Itu hal yang wajar. Apapun, bagi saya yang kebetulan berkutat di media setiap harinya meng-anggap ini hal yang biasa. Karna media hanya menyampaikan sesuai kenyataan yang ditemui di lapangan dan dilengkapi bukti dan nara sumber.
Menyangkut berita tersebut memang saya dengar ada beberapa yang protes karena dikritik, tapi secara resmi tidak ada redaksi buletin menerima protes tersebut, kecuali sebuah surat dari Wali Nagari, itu pun hanya tebusan surat untuk koran Posmetro Padang.
Kembali ke masalah kritik. Memang kritik cenderung membuat kita merasa terluka karena kita belum membiasakan diri menyikapinya secara tepat. Kita be-ranggapan bahwa kita tanpa cacat. Kita selalu ingin agar orang lain menerima kita sebagai teladan yang sempurna. Sementa-ra, orang lain akan menilai kita berdasarkan standar mereka masing-masing.
Tentu saja, mereka akan menemukan kekurangan pada diri kita. Akan tetapi, seba-gian besar dari kita cenderung enggan meli-hat kekurangan yang ada pada diri kita. Jika seseorang secara kebetulan memperlihat-kan kekurangan kita kepada orang lain, kita dengan serta-merta akan mengabaikannya dengan mengatakan: ”Pernyataan tersebut sama sekali tidak beralasan dan hanya ber-dasarkan pada prasangka belaka”.
Jika anda bersedia untuk memperhati-kan pernyataan orang lain tentang diri anda dan memanfaatkan kesempatan tersebut untuk menyadari kemampuan anda sendiri, maka sangat mungkin anda akan menemu-kan beberapa kelemahan yang ingin anda perbaiki. Bersegeralah memperbaiki kelema-han anda, maka anda akan segera melihat tanggapan positif dari orang lain dan anda akan menerima pujian dari banyak orang.
Makanya, jika anda menerima kritikan, jangan serta-merta terjebak dalam kemara-han. Sebaliknya, pikirkan dengan sungguh-sungguh bahwa anda mampu melakukan sesuatu untuk menghilangkan penyebab munculnya kritik yang mengganggu An-da. Memang, tidaklah mudah memba-ngun sebuah kebiasaan pengendalian diri seperti itu. Akan tetapi, seorang yang layak mendapatkan haknya tidak akan takut untuk berusaha mendapatkan hak tersebut. Walaupun menemui kritikan.
Belum tentu pandangan kritik yang anda terima adalah pandangan yang be-nar. Mungkin saja, hal tersebut hanya sekadar menunjukkan rasa cemburu atas keberhasilan anda. Jika hal ini ter-jadi, langkah terbaik yang harus anda la-kukan adalah memperlihatkan sikap bi-jak anda. Kita sebagai orang yang ber-iman harus menunjukkan sikap baik ke-pada sesama,walaupun orang itu mem-berikan kritikan pedas kepada kita. Na-mun kita tidak langsung marah tapi se-baliknya membuktikan kalau kita itu bisa.
Kritik dapat menghilang sendirinya jika anda menggunakan sebuah pende-katan realiatas terhadap kehidupan. Ingatlah, meskipun pekerjaan atau tinda-kan anda terinspirasi oleh berbagai niat dan tujuan yang baik, tetap saja ada orang yang melempar lumpur ke arah anda. Jadi, anda harus belajar dari se-tiap kritik yang diterima. Sekali lagi, jangan pernah marah di kritik.*

Tidak ada komentar:

Posting Komentar