Selasa, 23 Juni 2009

MASALAH KANTOR WALI JORONG

MASIH TERKENDALA DANA

Sebulan pasca pembagian SK (Surat Kerja) kepada masing-masing Wali Jorong, Wali Nagari juga telah membebani beberapa tugas pada Wali Jorong, antaranya memungut PBB (Pajak Bumi dan Bangunan), mempersiapkan jorong masing-masing untuk mengikuti lomba K3 dan PKK, mendata rumah warga yang tidak layak huni dan pembuatan kantor Wali Jorong.
Namun dalam hal ini ada per-masalahan klasik, yaitu dana. Wali Jorong mengeluhkan tidak adanya dana untuk menjalankan agenda dan pembuatan kantor tersebut.
“Kami berharap ada bantuan dana dari Wali Nagari untuk menja-lankan agenda dan juga dalam pembuatan kantor Wali Jorong, ka-lau seperti sekarang ini sulit untuk bergerak menjalankan agenda”,ujar Icap, Wali Jorong SPI (Sungai Pan-jang Indah).
Selain dana, keputusan pihak pemerintah nagari menyuruh Wali Jorong memanfaatkan gedung/aset nagari masih perlu di tinjau ulang. Bagi yang ada gedung/aset nagari di Jorong mereka tidak ada masa-lah, seperti untuk Jorong Koto Ting-gi memakai gedung Mts, permasa-lahannya jorong yang tidak ada ge-dung/aset nagari bagaimana?. Seperti yang di ungkapkan bebera-pa Wali Jorong yang terpaksa me-makai rumah pribadinya untuk kan-tor Wali Jorong. Itu artinya setiap urusan Jorong,terpaksa memakai rumah pribadi Wali Jorong, seperti pengurusan KTP dan sebagainya.
Lain pula yang dikeluhkan Yus-war,Wali Jorong Kampung baru.
“Yang saya ragukan sekarang justru batas Jorong dengan Pulau Sialang, saya tidak tahu mana batasnya”, ujar Yuswar pada Buletin ini.
Emon, Wali Jorong Talawi saat di hubungi Buletin Himapemupa ti-dak banyak memberikan komentar, dia hanya berharap warga jorong Talawi bisa menerima, mendukung dan membantu dia dalam menjalan-kan tugasnya sebagai Wali Jorong Talawi.
Sedangkan Arizas, wali jorong Widuri saat di tanya mengenai agen-danya buat Jorong Talawi ke depan, mengaku belum bisa membuat ran-cangan, karena belum tahu apakah dengan pemberian SK tersebut dia telah dilantik secara resmi atau be-lum.
Lain hal yang dikatakan Dedi ”Padengka”, ”Sampai saat ini tidak ada masalah dalam menjalankan tugas, bahkan dia mengaku warganya telah berha-sil membuat lapangan bola voli di Jorong Kampung Dalam.
Sedangkan Yuzen, Wali Jo-rong Koto Tinggi yang di hubungi ditempat terpisah mengeluhkan tidak adanya dana bantuan Wali Nagari untuk pembuatan kantor Wali Jorong.
Untuk menindaklanjuti hal ini, buletin Himapemupa mencoba menghubungi Wali Nagari via telpon genggamnya, beliau me-ngatakan, “Memang benar tidak ada dana dari nagari buat ang-garan pembuatan kantor Wali Jorong, karena dana yang turun dari pemerintah hanya buat honor Wali Jorong, itu pun tidak cukup dan terpaksa ditutupi oleh Nagari separohnya lagi”.
Menyinggung masalah batas Nagari Muaro Paiti dengan Pulau Sialang yang sampai sekarang masih simpang siur, Wali Nagari mengatakan kalau masalah ini sejak Camat Ali Firdaus. “Waktu itu dia sudah berjanji menyele-saikan ini, tapi sampai beliau pin-dah hal ini tidak selesai”,kata Wali Nagari. Edarman juga me-ngatakan kalau Nagari tidak akan tinggal diam dengan masa-lah ini dan selalu mencari jalan keluarnya.*

Jangan Marah Dikritik

ADA yang menarik dari Buletin edisi XI kemarin, berita “Wali Jorong Menuai Pro dan Kontra” dan “Wali Nagari Boikot Sarjana” banyak mendapat respon dari masyarakat dan beberapa tokoh masyara-kat. Ada yang mengacungi jempol dan ada yang menanggapi sinis. Itu hal yang wajar. Apapun, bagi saya yang kebetulan berkutat di media setiap harinya meng-anggap ini hal yang biasa. Karna media hanya menyampaikan sesuai kenyataan yang ditemui di lapangan dan dilengkapi bukti dan nara sumber.
Menyangkut berita tersebut memang saya dengar ada beberapa yang protes karena dikritik, tapi secara resmi tidak ada redaksi buletin menerima protes tersebut, kecuali sebuah surat dari Wali Nagari, itu pun hanya tebusan surat untuk koran Posmetro Padang.
Kembali ke masalah kritik. Memang kritik cenderung membuat kita merasa terluka karena kita belum membiasakan diri menyikapinya secara tepat. Kita be-ranggapan bahwa kita tanpa cacat. Kita selalu ingin agar orang lain menerima kita sebagai teladan yang sempurna. Sementa-ra, orang lain akan menilai kita berdasarkan standar mereka masing-masing.
Tentu saja, mereka akan menemukan kekurangan pada diri kita. Akan tetapi, seba-gian besar dari kita cenderung enggan meli-hat kekurangan yang ada pada diri kita. Jika seseorang secara kebetulan memperlihat-kan kekurangan kita kepada orang lain, kita dengan serta-merta akan mengabaikannya dengan mengatakan: ”Pernyataan tersebut sama sekali tidak beralasan dan hanya ber-dasarkan pada prasangka belaka”.
Jika anda bersedia untuk memperhati-kan pernyataan orang lain tentang diri anda dan memanfaatkan kesempatan tersebut untuk menyadari kemampuan anda sendiri, maka sangat mungkin anda akan menemu-kan beberapa kelemahan yang ingin anda perbaiki. Bersegeralah memperbaiki kelema-han anda, maka anda akan segera melihat tanggapan positif dari orang lain dan anda akan menerima pujian dari banyak orang.
Makanya, jika anda menerima kritikan, jangan serta-merta terjebak dalam kemara-han. Sebaliknya, pikirkan dengan sungguh-sungguh bahwa anda mampu melakukan sesuatu untuk menghilangkan penyebab munculnya kritik yang mengganggu An-da. Memang, tidaklah mudah memba-ngun sebuah kebiasaan pengendalian diri seperti itu. Akan tetapi, seorang yang layak mendapatkan haknya tidak akan takut untuk berusaha mendapatkan hak tersebut. Walaupun menemui kritikan.
Belum tentu pandangan kritik yang anda terima adalah pandangan yang be-nar. Mungkin saja, hal tersebut hanya sekadar menunjukkan rasa cemburu atas keberhasilan anda. Jika hal ini ter-jadi, langkah terbaik yang harus anda la-kukan adalah memperlihatkan sikap bi-jak anda. Kita sebagai orang yang ber-iman harus menunjukkan sikap baik ke-pada sesama,walaupun orang itu mem-berikan kritikan pedas kepada kita. Na-mun kita tidak langsung marah tapi se-baliknya membuktikan kalau kita itu bisa.
Kritik dapat menghilang sendirinya jika anda menggunakan sebuah pende-katan realiatas terhadap kehidupan. Ingatlah, meskipun pekerjaan atau tinda-kan anda terinspirasi oleh berbagai niat dan tujuan yang baik, tetap saja ada orang yang melempar lumpur ke arah anda. Jadi, anda harus belajar dari se-tiap kritik yang diterima. Sekali lagi, jangan pernah marah di kritik.*

Mardinas Dinilai Melakukan Pembohongan Publik

SOAL PENGANTEN YANG BELUM DAPATKAN NA
Ketua Badan Musyawarah (Bamus) Nagari Muaro Paiti, Kecamatan Kapur IX, Kabupaten Limapuluh Kota, Rajab Dt Bosa dan Ketua Kerapatan Adat Na-gari (KAN) Hassaruji Dt Bandaro Mela-yangkan surat kepada redaksi POS-METRO dan Buletin Himapemupa, pe-rihal Klarifikasi pemberitaan POSMET-RO edisi Jum'at(5/6).
Surat Bamus Muaro Paiti tertanggal 13 juni 2009 Nomor 05/II/Bamus MP/ VI/2009 itu meminta agar berita POS-METRO dengan judul "Empat Calon Pasangan Penganten Nasibnya Terka-tung-katung" Diklarifikasi agar tidak ber-dampak negatif dalam tatanan kehidu-pan masyarakat setempat.
Saking pedulinya warga Muaro Paiti untuk menjernihkan persoalan tersebut, maka surat yang dikirim Bamus itu dibu-buhi tanda tangan Ompek Suku Nagari Muaro Paiti, KAN yang juga didukung sepe-nuhnya oleh alim ulama, cerdik pandai, pe-merintah nagari, bundo kanduang, LPM. Dalam surat tersebut dikatakan tatanan kehidupan masyarakat Muaro Paiti perlu kami jelaskan, Peraturan Nagari Nomor 6, Tahun 2008 tentang Kebulatan Mufakat Tertinggi
Nagari Muaro Paiti, Sebagai wujud dari nagari adat yang telah dicanangkan oleh bu-pati tanggal 6 maret 2009. Dinyatakan, Bah-wa surat berharga seperti Surat Nikah (NA) dan sebagainya ditandatangani oleh niniak mamak sebelum ditandatangani oleh wali nagari. Dalam hal ini, wali nagari telah me-laksanakan peraturan nagari sesuai dengan peraturan nagari yang telah ditetapkan dan telah disosialisasikan kepada seluruh masya-rakat.
Wali nagari tidak pernah mempersulit pe-ngurusan model NA bagi masyarakat, asalkan masyarakat yang bersangkutan tidak dalam permasalahan dalam nagari.
Madinas Dt Rajo Gindo dan Syahril Dt P Jelo Telah melakukan pembohongan publik karena yang bersangkutan adalah warga masyarakat biasa. Dia bukanlah niniak mamak dan datuak (bergelar datuk) dalam nagari Muaro Paiti. Dia adalah oknum yang telah memboikot pengu-rusan model NA calon penganten.
"Bahwa untuk menanda tangani model NA atas nama Rince dan Roza melalui niniak mamak yang diakui dalam nagari Muaro Paiti. Sementara, Mardinas dan Syahril ingin me-ngambil alih peran niniak mamak Muaro Paiti," tulisnya dalam surat itu.(nur)

*Dikutip Dari Koran Posmetro Edisi Sabtu 20 Juni 2009

Tangai Punya Jembatan Gantung

Masyarakat Muaro Paiti akan memiliki sebuah Jembatan Gantung lagi untuk mempermudah akses ke daerah Tangai. Proyek PNPM Mandiri ini dilaksanakan mulai awal Juli nanti. Untuk proyek ini telah dimulai dengan pembersihan akses jalan menuju tepian air Batang Tangai oleh ma-syarakat Muaro Paiti secara bersama- sama pada Jumat (29/5) lalu sejauh 4900 meter.
Masyarakat sangat antusias menyam-but dibangunnya jembatan ini, terlihat pada saat gotong royong tersebut ramai sekali dihadiri oleh masyarakat.
"Proyek ini rencananya akan dilaksanakan lebih kurang 3 bulan, dan akan menghabiskan dana lebih kurang sebesar Rp.319 juta",sebut Rajab Dt Bosa. Dika

Aziz Haily jadi Guru Besar

Lebih 50 %Pemekaran Daerah Alami Kegagalan
Jakarta. Setelah beberapa tahun berlalu, ternyata lebih dari 50 persen pemekaran wilayah di indonesia mengalami kegaga-lan, terutama dalam meningkatkan kesejahteraan. Salah satu penyebab kegagalan itu lebih disebabkan oleh motif politik daerah yang ingin berkuasa. Demikian disampaikan Prof.Dr.H. Azis Haily,MA, dalam pidato pengukuhannya sebagai guru besar Sekolah Tinggi Pemerintahan Dalam Negeri (STPDN), di kampus Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN), Cilandak, Jakarta, Selasa (16/6).
Aziz Haily,putra asli Kapur IX ini melihat faktor pemerintah pusat juga merupakan variabel yang terukur dalam proses penyelenggaraan desentralisasi dan otonomi daerah dari waktu ke waktu. Ada kebijakan yang bolak balik. Waktu presiden Habibie, kebijakan berpihak untuk otonomi. Tapi, sekarang, balik lagi ke arah sentralisasi.karena itu,Mantan Bupati Limapuluh Kota ini merasa tidak realistis mengharapkan perubahan berlangsung efektif dalam waktu singkat dan terwujudnya otonomi daerah yang ideal.*

Tingkat Kelulusan UN di Muaro Paiti SMA Negeri 1 Meningkat dan SMP Negeri 1 Menurun

Tingkat kelulusan Siswa SMA N 1 Kapur IX beberapa tah-un belakangan selalu mengalami peningkatan, seperti pada tahun 2008 kelulusan 83 persen dan pada tahun ini tingkat kelulusan siswa SMAN 1 Kapur IX meningkat kuat menjadi 98 persen. Peserta UN SMA N 1 Kapur IX tahun ini, hanya dua orang saja yang tidak lulus yaitu dari kelas Ilmu Sosial (IS). Sedangkan untuk jurusan Ilmu Alam lulus 100 persen.
"Ini semua adalah berkat kerjasama semua pihak yang di SMAN 1 Kapur IX untuk membantu persiapan UN tahun ini, dan juga harapan kami hal ini harus selalu di tingkatkan, karena masih banyak lagi target yang harus kita capai untuk ke depannya",ujar Drs.Nasril, Kepala SMAN 1 Kapur IX.
Hal terbalik terjadi di SMPN 1 Kapur IX, tahun lalu berhasil lulus 100 persen,sedangkan tahun ini turun menjadi 95 persen. Yang mana pada tahun ini ada enam siswa yang tidak lulus. Tapi walaupun demikian SMPN 1 Kapur IX berhasil menduduki peringkat ke 8 dari 38 SMP di Kabupaten Limapuluh Kota .Dik


Dunia Baru bagi Pelajar Lama

Pendidikan yang lebih tinggi merupakan im-pian dari semua pelajar untuk meraih cita - citanya, karena dengan memiliki pendidikan yang berkua-litas akan lebih mudah untuk mewujudkan impiannya. Seperti saat ini, semua pelajar yang baru menamatkan pendidikan SMP dan SMA sibuk dengan mencari tempat pendidi-kan lebih tinggi yang berkualitas.
Sibuk mencari SMA lanjutan bagi siswa yang baru tamat SMP, dan mencari Pergu-ruan Tinggi pilihan bagi siswa yang baru lulus SMA. Seperti terlihat mulai dari pertengahan bulan Juni kemaren, sekretariat Himapemupa ramai dikunjungi oleh siswa SMA yang ingin mendaftar ke Perguruan Tinggi, mulai dari awal datang di kota Padang di saat pembe-lian Formulir, mengisi formulir juga di pandu oleh senior - senior di sekretariat.
Sekretariat Himapemupa menjadi tempat pertama yang dituju oleh pelajar yang berasal dari Muaro Paiti khususnya dan Kapur IX pada umumnya untuk mencari informasi per-kuliahan, dan juga terlihat respon yang positif dari anggota Himapemupa yang di sektariat untuk membantu adik-adik yang baru.
Dan harapan kami, untuk ujian SNMPTN tanggal 1 dan 2 Juli nantinya para calon ma-hasiswa baru juga akan mengunjungi sekre-tariat Himapemupa di padang. Karena kami tidak ingin lagi mendengar jika masih ada diantara pelajar Muaro Paiti yang tidak tahu dengan keberadaan sekretariat Himapemupa.
Setiap hari sebelum penembalian for-mulir SNMPTN sekretariat selalu ramai dikun-jungi oleh calon mahasiswa baru. Disamping suasana yang tenang di sekretariat, para ca-lon mahasiswa juga mendapat arahan dan bimbingan dari kakak - kakak yang telah lebih dulu di padang.
* Penulis adalah ketua Himapemupa

Sekre Himapemupa Ramai


Sebentar lagi akan di gelar SNMPTN (Seleksi Na-sional Masuk Perguruan Tinggi negeri) untuk me-nyeleksi masuk Perguruan Tinggi Negeri. Puluhan ribu calon mahasiswa telah mulai mengambil for-mulir SNMPTN di UNP dan Unand, tak ketinggalan juga anak-anak dari Muaro Paiti.
Tidak kurang dari 20 orang yang telah mengam-bil formulir, sebut saja Dede,Yayan” Ombo”,Olen, Yuka,Wiyan, Piko,Fauzi,Teguh,Welki”Cuek”,Ribel, Yosi,Wila,Tiara,Finda,Pipim,Esa,Yohana,Piki,Tari, Yoga,dan lainnya.
Khusus bagi yang laki-laki pada umumnya me-nginap di sekre Himapemupa, tak heran bebe-rapa hari ini sekre Himapemupa jadi ramai.
Pembaca, kami melihat peran sekre Himapemu-pa sangat membantu bagi calon mahasiswa baru dari Muaro Paiti, di sana mereka bisa menginap dan sekaligus bisa di bimbing oleh senior mereka yang le-bih dulu telah melalui proses ini, baik itu dalam mengisi ABO pendaftaran maupun dalam memilih jurusan.*

Kapur IX adakan Lomba Tingkat II

Tahun ini KWARRAN Kapur IX mengadakan LT II (Lomba Tingkat Penggalang II) di Bumi Perkemahan sarasah Nagari Koto Bangun pada tanggal 22 juni hingga 25 Juni 2009. Lomba
Tingkat yang diselenggarakan oleh kwarran ini diketuai oleh Drs.Aprizal diikuti oleh sekitar 70 tenda se Kecamatan Kapur IX. LT yang diikuti oleh anggota Penggalang ini merupakan lanjutan dari kegiatan latihan rutin setiap minggu dari masing masing Gugus Depan (Gudep) di tempat masing masing, "Kwarran hanya membutuhkan 30 orang Dewan Kerja Ranting saja untuk membantu pelaksanaan LT ini, dan anggota DKR yang lain nasibnya tergantung dari permintaan masing masing Gudep ujar Piko ketua DKR Kapur IX.
Dan semoga dengan dilaksanakannya Perkembahan ini, pramuka di Kapur IX tetap jadi yang terbaik, karena tujuan dari Lomba Tingkat ini adlah untuk mencari bibit untuk menghadapi Jambore di tingkat Daerah yang akan datang.dik

Kamis, 11 Juni 2009

Wali Jorong di Nagari Muaro Paiti Kontroversi

Muaro Paiti - Terlepas dari hak mut-lak Wali Nagari dalam memilih Wali Jorong, pemilihan wali jorong di Kenagarian Muaro Paiti menuai pro dan kontra. Dari enam jorong yaitu-nya Jorong Aur Duri, Kampung Baru, Kampung Dalam, Talawi, Koto Tinggi dan Sungai Panjang Indah yang telah mengajukan masing-masing tiga calon pilihan warga untuk diajukan kepada Wali Nagari, dalam hal itu kebijakan Wali Nagari memilih salah seorang dari tiga calon tersebut masih menuai pro dan kontra.
Karena menurut warga, dari ke-tiga calon yang diajukan, mulai dari pertimbangan kemampuan memim-pin, pengalaman organisasi, pendi-dikan dan pertimbangan lainnya, namun pilihan Wali Nagari banyak yang melenceng dari pilihan suara terbanyak warga, bahkan empat dari enam Wali Jorong yang dipilih oleh Wali Nagari bukan di urutan teratas (lihat pada tabel). Bahkan di jorong Talawi justru yang di pilih Wali Nagari adalah calon urutan ke tiga yang pada pemilihan di jorong itu hanya mendapatkan 13% suara warganya.
Keputusan akhir dalam pemili-han Wali Jorong memang di tangan Wali Nagari, namun anehnya menu-rut keterangan Wali Nagari dalam keputusan final menentukan Wali Jorong kemarin juga melibatkan pilihan BAMUS (Badan Musyawa-rah), namun setelah dihubungi ke-tua BAMUS via telepon genggam-nya, mengelak kalau mereka ikut dalam memutuskan.
“Disitu BAMUS cuma sebagai pihak yang mengesahkan, sedangkan untuk pemilihan tetap di tangan Wali Nagari”,ujar Rajab Dt Bosa selaku ketua BAMUS.
Edarman, selaku Wali Nagari Muaro Paiti memang memiliki pan-dangan yang berbeda dalam me-milih Wali Jorong, saat kami hubu-ngi melalui telepon genggamnya pada hari Minggu (7/06) Wali Nagari menuturkan, "Dalam memilih wali jorong tersebut tidak terlalu banyak pertimbangan yang muluk-muluk, yang jelas nantinya seorang Wali Jorong bisa melaksanakan tugasnya sebagaimana harusnya". Saat dita-nya mengenai banyaknya warga yang tidak puas dengan pilihan Wali nagari dan banyaknya komentar ne-gatif dari warga, Wali Nagari menja-wab enteng, "Kalau pro dan kontra atau kontraversi itu akan selalu ada sampai dunia kiamat, sebanyak yang suka, sebanyak itu pula yang tidak, itu biasa saja". ungkapnya.
Saat ditanyakan kapan akan dilantiknya Wali Jorong ini, Wali na-gari kembali menjawab dengan san-tai, "Tidak perlu di lantik secara res-mi, yang penting mereka bisa menjalankan tugas mereka, itu sudah bagus". Wali Nagari juga menuturkan bahwa masa jaba-tan Wali jorong itu selama enam tahun dan bisa diberhentikan ka-pan saja oleh Wali Nagari jika di-nilai tidak mampu menjalankan tugas mereka sebagai wali jo-rong dengan baik.
"Kalau mereka dinilai tidak bisa menjalankan tugas sesuai yang diharapkan, dua bulan saja mereka bisa di copot kembali jabatannya oleh Wali Nagari", tutur Edarman menutup pembi-caraan via handphonenya.*red

Empat Calon Penganten Nasibnya Terkatung Katung

Baru kali ini kita mendengar, Wali Nagari enggan keluarkan NA (surat nikah-red). Berita "buruk" ini terjadi di jorong Koto Tinggi, kenagarian Muaro Paiti, kecamatan Kapur IX, kabupaten Limapuluh Kota, 4 orang warga setempat yang merupakan calon penganten, nasibnya terkatung- katung lantaran Wali Nagarinya ogah mengeluarkan NA.
Padahal calon penganten yang berinisial "ER" (25) yang bakal menikah dengan pasa-ngan pilihannya berinisial "AP" (31) sudah mendapatkan rekomendasi dari BP4 (Badan Penasehat Pembinaan dan Pelestarian Perkawinan) kecamatan Kapur IX, begitu juga dengan pasangan "RFY" (18) - "ZH" (24).
Atas keputusan Wali Nagari yang tidak mau mengeluarkan NA itu, mamak 2 peng-hulu calon penganten itu mengadukan nasibnya kepada penasehat hukum (PH) daerah Setia Budi SH MH, Rabu (3/6), karena dia tidak paham dengan hukum dan adat istiadat serta kebijakan pemerintah. Begitu juga belum pernah terjadi di dunia ini aparat pemerintah mempersulit warganya yang akan menikah. Seperti yang dituturkan Mardinas Dt.Rajo Gindo (59), Darius Malin Kojan (50) dan Syahrial Dt. Paduko Jelo (58) ke-pada koran Posmetro Padang, Rabu (3/6) di kan-tor pengacara Setia Budi SH MH, dia merasa ku-rang senang terhadap tindakan Wali Nagari yang tidak mau mengeluarkan NA tersebut. Padahal, keponakannya akan menikah dalam waktu yang sudah ditentukan.
"Kenapa kami harus mengadu kepada orang yang mengerti hukum, karena kami dibuat seperti bola. Janji untuk mengeluarkan NA itu dari hari Jumat ke Sabtu, dan dari Sabtu ke Selasa, begitu-lah seterusnya. Setelah kami usut kenapa pihak pemerintah di tingkat nagari ini sulit mengeluarkan NA keponakan kami, kami pun bingung dan mera-sa aneh."jelas Mardinas.
Merasa kurang puas terhadap pelayanan di nagari, kami teruskan kepada Camat dan Camat pun merasa heran serta memanggil Wali Nagari beserta perangkatnya, jawaban Wali Nagari ke Camat itu pun mengherankan dan Camat meminta untuk diselesaikan dengan baik.
Setelah kami menunggu dan menyusul surat NA itu, kami pun jadi lelah, Wali Nagari tetap saja tidak mau mengeluarkannya, dengan alasan ada urusan dengan ninik mamak yang harus diselesai-kan. inilah yang membuat kami tambah bingung, kok persoalan ninik mamak dikaitkan- kaitkan dengan pengurusan NA keponakan kami.
"Dengan kerasnya peraturan wali nagari dan enggannya dia mengeluarkan NA itu, tentu kami ku-rang senang dan jelas akan menelantarkan anak dan keponakan kami untuk melanjutkan pernikahannya. Dan kami jelas tidak terima, dicampur-adukkan anta-ra urusan pemerintah dengan urusan adat dan uru-san niniak mamak," ujar M Dt Rajo Gindo yang dia-mini S Dt. paduko Jelo dan Darius Malin Kojan.
Wali Nagari Muaro Paiti, Edarman ketika dikon-firmasikan Posmetro Padang via telepon genggam-nya menyebutkan, dengan tidak maunya pihak naga-ri mengeluarkan NA itu karena sudah merupakan ke-putusan niniak mamak.
"Persoalan Ninik Mamak harus diselesaikan dahulu, baru kita keluarkan NA-nya,' jelasnya.
Ketika ditanya apa hubungannya antara persoalan ninik mamak dengan pemerintah, Edarman menga-takan urusannya panjang dan harus diselesaikan oleh mamak yang akan menikahkan keponakannya.
"Kami tidak takut, walaupun persoalan ini diangkatnya kemana saja," tantang Edarman.(nur)
*Dikutip dari Koran Posmetro Padang, terbitan jumat, 5 juni 2009.

Himapemupa Online

Himapemupa sudah ada di Kenaga-rian Muaro Paiti sekitar tahun 1989, pada masa itu Himapemupa dibangun oleh beberapa orang yang memiliki semangat ingin membangun nagari dengan meningkatkan mutu pendi-dikan di Muaro Paiti pada khususnya dan Kapur IX umumnya.
Seiring perkembangan zaman Hi-mapemupa pun selalu memiliki per-kembangan di setiap periode, berma-cam - macam kegiatan untuk memba-ngun selalu dilakukan oleh anggota Himapemupa.
Himapemupa di Kecamatan Kapur IX bukan sebuah nama yang asing lagi bagi warga, mungkin selama ini ma-syarakat mengenal Himapemupa me-lalui kegaitan - kegiatan yang dilaku-kan di dalam masyarakat. Dan yang sekarang selalu aktif, seperti Buletin Himapemupa ini yang bertujuan untuk memberikan Informasi dan pembelajaran bagi anggota Himapemupa.
Dan juga Himapemupa pada saat ini sudah mulai banyak di kenal oleh para pe-rantau Kapur IX. Sejak Himapemupa mu-lai merintis sebuah blog di Internet yaitu http://www.himapemupa.co.nr, Himape-mupa banyak menerima komentar dan pesan - pesan dari pengunjung blog, dan pada umumnya pengunjung tersebut adalah perantau - perantau dari Kapur IX yang berada di luar daerah, mereka mera-sa terbantu untuk mendapatkan informasi dari Kampung dengan mengunjungi blog tersebut.
Dan saat ini yang lagi hangat di bica-ra-kan yaitunya Facebook, dan Himape-mupa juga tidak mau ketinggalan, face-book himapemupa pun selalu ramai dikun-jungi oleh pengguna internet.*

Wali Nagari Boikot Sarjana...??


Sampai kapan Muoro Paiti akan dilanda krisis kepercayaan,di tengah kemajuan zaman seper-ti ini. Dimana-mana orang berlomba lomba untuk sebuah kemajuan, hal itu akan terwujud apabila dikerjakan tangan - tangan yang ber-pendidikan yang memiliki andil dalam urusan-urusan tertentu.
Kembali nagari yang kami banggakan selama ini, menjadi dilema bagi ribuan masya-rakat yang merasakan sebuah kebijakan yang tidak mementingkan suara masyarakatnya. Padahal masyarakat di beri andil dalam men-cari calon yang akan di usungnya menjadi pe-mimpin, sebut saja Wali Jorong.
Ataukah ditengah-tengah adanya pembe-ritaan yang menyatakan Indonesia merupakan negara penganut paham demokrasi terbesar nomor tiga di dunia, Muaro Paiti pun mencoba terapkan sistem demokrasi, namun demokrasi yang di maksud seperti apa?. Apakah menge-nyampingkan suara masyarakat demi urusan politik semata ataukah ada pertimbangan pertimbangan yang lain.
Hal yang sangat kita sayangkan ketika pe-mimpin kita tidak lagi pro terhadap suara rak-yat, padahal yang akan mebesarkan sebuah daerah itu adalah orang-orang yang keilmuan nya bisa di pertanggung jawabkan,itupun atas dasar yang ril sesuai dengan demokrasi yang kita jalankan.
Kamipun berusaha untuk mengkonfirma-sikan ini kepada pihak-pihak terkait ternyata persoalan Wali Jorong ini masih kita temukan saling tuding satu sama lain, terlebih lagi yang dipersoalkan itu justru hal yang bertentangan dari kehendak masyarakat atau sebaliknya pa-ra petinggi nagari ini ingin menonjolkan siapa mereka bukan apa yang di inginkan masyara-katnya.
Ini merupakan PR besar bagi kita semua terutama teman-teman mahasiswa yang lagi melanjutkan pendidikan, apakah Muaro Paiti tidak butuh sosok pemimpin yang di lahirkan dari kampus perguruan tinggi,sehingga Sar-jana saja “ditolak” jadi Wali Jorong.
Tapi mungkin sebuah harapan bagi kita kepada pembesar-pembesar nagari, mari kita perbaiki kampung dengan mengedepankan akal yang sehat dan hati yang jernih tidak semata mengedepankan kepentingan pribadi ataupun keluarga.
Masyarakat tidak bodoh seperti yang kita bayangkan,mungkin masalah demi masalah nantinya akan berakibat terhadap perlawanan sehingga akan beredampak buruk terhadap keharmonisan hubungan kita di dalam berma-syarakat.
Masih membekas tragedi yg terjadi di kenaga-rian Tiku V Jorong, kecamatan Tanjung Mutiara, Agam, yang mana semua warga memboikot Wali Jorong yang di pilih Wali Nagari karena tidak se-suai dengan keinginan warga,dan terjadi demo besar-besaran di nagari tersebut.
Sebelum hal ini terjadi di nagari kita sebaiknya kita pertimbangkan kembali apa yang di suarakan masyarakat. (Mhs. Hukum dan Politik Fak. Syari'ah)

Ketegasan Hukum Adat Sangat Penting

Seperti yang diberitakan pada harian Posmetro edisi Jumat, 5 juni 2009, men-jelaskan bahwa empat calon pengantin nasibnya terkatung katung. Penerapan Balaik kanagari di Muaro Paiti mendapat ujian. Ketegasan sikap dari Wali Na-gari merupakan sebuah wujud konsistensi dari Nagari Muaro Paiti untuk mene-gakkan Adat Minangkabau. Tetapi mengapa keputusan tersebut di anggap sebagai hal yang buruk dan merupakan sebuah kesalahan dari Wali Nagari ?
Ini patut kita pertanyakan lagi, Apakah ini merupakan sebuah kesalahan Wali Nagari yang melaksanakan keputusan ninik mamak atau sebaiknya? Kita sebagai masyarakat adat sudah semestinya memahami adat dan peraturan yang ada di nagari. Permasalahan ini disinyalir terkait pada sengketa di tingkat ninik mamak, dan Wali Nagari meminta sengketa ini segera di selesaikan. Sebenarnya permasalahan ini tidak perlu terjadi ketika Mamak memikirkan kaumnya. Saat seorang mamak melakukan sebuah kesalahan maka akan berdampak pada anak kamanakan mereka sendiri. Walau bagaimanapun manusia hidup didalam masyarakat yang memiliki adat istiadat.
Ketika seseorang atau sekelompok orang tidak mampu mengikuti adat maka akan ada konsekwensi yang di terima, dan bahkan bisa kehilangan haknya sebagai anggota masyarakat. Seperti tidak mendapatkan izin untuk menikah, tidak mendapatkan KTP, atau dikucilkan dalam lingkungan. Permasahan ini hendaklah menjadi pelajaran bagi kita semua untuk tetap menjaga wibawa adat dengan menegakkan peraturan adat dan persatuan kuat antar pasukuan-pasukuan yang ada. seperti orang bijak berkata "jansampai tunggak pulo yang mambaok roboh". Iksan MP

Pramuka Kembali Menggeliat Di Kapur IX



Setelah sekian lama hilang dari peredaran, kini muncul lagi. Itu lah yang terjadi kepada Pramuka di Muaro Paiti, sete-lah lama tak terdengar, kini Pramuka kembali menggeliat di nagari Muaro Paiti. Latihan rutin kembali di lakukan oleh pengurus DKA (Dewan Kerja Ambalan) dan DKR (Dewan Kerja Ranting) dari KWARAN Kapur IX.
Seperti yang ditemui buletin ini pada Sabtu,(06/06) di tempat yang terpisah, yaitu di SDN 05 Muaro Paiti dan SMPN I Kapur IX. “Latihan pramuka akan dilakukan setiap hari Sabtu, guna untuk kembali menumbuhkan sifat disiplin, berani, dan setia seperti yang ada dalam dasa darma pramuka dan juga supaya siswa dapat menjalankan trisatya dengan sepenuh-nya”, tutur Hendra Saputra,selaku salah satu pelatih.
Pelatih yang ditemui buletin ini pada sore itu adalah Maiyu-sefli, S.Pd, Piko, Hendra Saputra, Jendra Mika, Yuyun, dan Yayan Azmal Padri. Selain di Muaro Paiti, latihan juga dilaku-kan di Kenagarian Lubuak Alai yang pada sore itu dilatih oleh Masri Hendi (Etut), Hadi dan Wira. “Kita akan terus berusaha kembali dapat mengadakan latihan setiap sore Sabtu di semua SD, SMP dan SMA yang ada di Kapur IX” terang Piko. Rori

Selasa, 09 Juni 2009

Buletin HIMAPEMUPA Edisi 11




Dalam Buletin HIMAPEMUPA edisi 11 ini banyak membahas tentang Pemilihan Wali jorong di Muaro Paiti,
karena banyak sekali Kontroversi yang terjadi di Muaro Paiti setelah pemilihan wali jorong tersebut, karena warga banyak tidak setuju dengan keputusan yang telah di ambil oleh wali nagri,
namun wali nagari

dapatkan selengkapnya di :
http://www.facebook.com/reqs.php#/photo.php?pid=68880&id=1675043524&ref=nf